angger

Rabu, 28 Oktober 2015

Laporan Manisan Kolang-Kaling

BAB I PENDAHULUAN
      
I.   LATAR BELAKANG MASALAH
            Manisan buah  adalah buah-buahan yang direndam dalam larutan gula selama beberapa waktu. Manisan biasanya dimakan sebagai hidangan pelengkap untuk merangsang nafsu makan. Teknologi membuat manisan merupakan salah satu cara pengawetan makanan yang sudah diterapkan sejak dahulu kala. Perendamanan manisan akan membuat kadar gula dalam buah meningkat dan kadar airnya berkurang. Keadaan ini akan menghambat pertumbuhan mikroba perusak sehingga manisan buah akan lebih tahan lama dan lebih awet.
            Manisan juga dibuat dengan alasan memperbaiki cita rasa buah yang tadinya masam menjadi manis .Setelah berkembang menjadi komoditas, manisan mulai diolah dan diproduksi dengan berbagai tambahan bahan –bahan yang membuat manisan itu menarik, seperti pemutihpengenyalpengering, atau gula buatan. Ada tiga jenis manisan, yaitu manisan basah, manisan kering, dan acar.
Pohon aren dapat berbuah , buahnya bergelantung di pohonnya. Bentuk buahnya bulat atau lonjong dengan ujungnya ke dalam. Jika buah aren yang belum terlalu matang dipotong akan terlihat bijinya yang kenyal berwarna bening.
Pada saat buah masih muda dengan kulit luarnya berwarna hijau, biji aren mempunyai tekstur yang lembek dan berwarna bening, kulitnya berwarna kuning dan tipis, bentuk bijinya lonjong biji muda inilah yang dinamakan kolang kaling.
Kolang kaling banyak digunakan sebagai bahan campuran beraneka jenis makanan atau minuman misalnya : manisan, kolak, ronde, roti, minuman kaleng, es campur dan bajigur. Sekarang muncul pula aneka produk makanan baru yang menggunakan kolang kaling sebagai bahannya seperti kolang kaling genji, kolang kaling mania, kolang kaling berjuruh. Kolang kaling selain dapat dimanfaatkan untuk bahan aneka makanan dan minuman, kandungan seratnya juga baik untuk kesehatan. Serat kolang kaling dan serat dari bahan makanan lain yang masuk ke dalam tubuh menyebabkan proses pembuangan air besar teratur sehingga dapat mencegah kegemukan atau obesitas.
Kolang-kaling yang berwarna putih kenyal seperti agar-agar banyak digunakan sebagai bahan campuran es buah (se campur), bajigur, sirup, kolak, manisan atau makanan ringan lainnya. Jika disimpan dalam waktu yang cukup lama kolang-kaling segar akan cepat berlendir, untuk pencegahannya dilakukan pernggantian air remdamnya. Akan tetapi untuk lebih memperpanjang masa simpannya dapat dilakukan peremdaman dengan air gula. Salah satu produk olahan dari Kolang-kaling ialah dengan cara pengawetan dalam air gula dikenal sebagai manisan kolang kaling, baik itu manisan yang basah maupun yang kering.
II. TUJUAN PENULISAN
-   Mengetahui cara pembuatan manisan kolang-kaling.
-   Mengamati mutu manisan pada secara organoleptik berdasarkan warna, aroma, rasa dan tekstur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
       Kolang-kaling adalah endosperm biji buah aren yang berumur setengah masak setelah melalui        proses pengolahan. Setelah diolah menjadi kolang kaling, maka benda ini akan menjadi lunak, kenyal, dan berwarna agak bening. Kolang kaling merupakan komoditas untuk pembuatan makanan dan minuman yang sudah banyak kita kenal, misalnya: minuman ronde, kolak, atau dimasak dengan bumbu gula dan zat aroma serta diberi pewarna untuk dimakan langsung atau dirangkai dengan tusuk lidi seperti sate. Kolang kaling mempunyai nilai ekonomi karena sekarang ini masih banyak digemari orang.
            Pembuatan manisan buah terutama meliputi peresapan lambat dengan sirup sampai kadar gula di dalam jaringan cukup tinggi sehingga dapat mencegah pertumbuhan mikroba pembusuk. Proses pembuatan dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga buah tidak lunak dan menyerupai jam atau menjadi liat. Perlakuan buah-buahan dengan sirup berkadar gula yang menaik akan didapat hasil yang dikehendaki. Buah-buahan yang diawetkan dalam asam sulfit harus disegarkan kembali atau dicuci dalam air panas.
            Gula terlibat dalam pengawetan dan pembuatan aneka ragam produk-produk makanan. Beberapa diantaranya yang biasa dijumpai adalah termasuk selai, jeli, marmalade, sari buah, sirup buah-buahan, buah-buahan bergula, umbi dan kulit, buah-buahan beku dalam sirup, acar manis dan madu. Walaupun gula sendiri mampu untuk memeberi stabilitas mikroorganisme pada suatu produk makanan jika diberikan dalam konsentrasi yang cukup (diatas 70% padatan terlarut biasanya dibutuhkan), ini pun umum bagi gula untuk dipakai sebagai salah satu kombinasi dari teknik pengawetan bahan pangan. Kadar gula yang tinggi bersama dengan kadar asam yang tinggi, perlakuan dengan pasteurisasi secara pemanasan, penyimpanan dengan suhu rendah, dehidrasi dan bahan-bahan pe ngawet kimia (seperti asam benzoat) merupakan teknik-teknik pengawetan pangan yang penting.
         Pengeringan pada dasarnya bertujuan untuk mengeluarkan air dengan cara pemanasan sedemikian rupa, sampai mencapai kadar air tertentu. Dengan sangat terbatasnya kadar air, akan menyebabkan enzim-enzim tidak aktif dan mikroorganisme tidak dapat tumbuh. Pertumbuhan jasad mikroorganisme umumnya dapat dihambat dan dimatikan. Karena mikroorganisme seperti organisme hanya dapat hidup dan melangsungkan pertumbuhannya pada bahan dengan kadar air. tertentu. Proses pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pengeringan alami dan pengeringan buatan. Proses pengeringan secara alami yaitu suatu proses kehilangan air yang disebabkan oleh kekuatan alam, seperti sinar matahari. Sementara pengeringan buatan yaitu proses kehilangan air dengan menggunakan alat-alat pengering.

BAB III METODOLOGI
I.        ALAT DAN BAHAN
1.    ALAT
ü  Pisau
ü  Panci
ü  Kompor
ü  Baskom
ü  Talenan
ü  Sendok Sup
2.    BAHAN
ü  Kolang-kaling (1 kg)
ü  Fanta (½ liter)
ü  Gula Pasir (¼ kg)
II.      CARA PEMBUATAN
1.    Siapkan bahan dan alat
2.    Cuci kolang-kaling hingga bersih
3.    Panaskan wajan, lalu masukan fanta, tunggu hingga mendidih
4.    Setelah mendidih, masukan Kolang-kaling, gula.
5.    Aduk hingga rata
6.    Jika air sudah mulai berkurang, angkat lalu diamkan  beberapa saat hingga mendingin
7.    Masukan ke mangkok / wadah
BAB IV ANALISA EKONOMI
       Dengan iuran per anak ± Rp. 5.500,-
Jumlah modal terkumpul Rp. 22.000,-
Pengeluaran :
v  Kolang-kaling        1 kg    : Rp.10.000,-
v  Gula            ¼ kg   : Rp. 2.500,-
v  Fanta          ½ liter         : Rp. 3.500,-
v  Cup + label           : Rp. 6.000,-          +
 
TOTAL             : Rp. 22.000,-



BAB V ANALISIS PENJUALAN
      
Dengan modal sebesar Rp. 22.000,- kami dapat membeli bahan-bahan untuk membuat manisan kolang-kaling. Dan kami dapat memproduksi manisan sebanyak 47 bungkus, dengan harga perbungkus Rp. 1.500,-
Kami berhasil menjual semua manisan kolang-kaling dengan memperoleh hasil sebesar Rp.70.500,-
Sehingga kami mendapatkan keuntungan sebesar (Rp. 70.500,- - Rp. 22.000,- = Rp. 48.500,- ) dengan masing-masing anak mendapat keuntungan sebesar ± Rp. 6.500,-
Sisa hasil penjualan sebesar Rp.500,-

BAB VI PENUTUP
KESIMPULAN
Manisan adalah salah satu bentuk makanan olahan yang banyak disukai oleh masyarakat. Rasanya yang manis bercampur dengan rasa khas buah sangat cocok untuk dinikmati diberbagai kesempatan. Manisan merupakan salah satu metode pengawetan produk buah-buahan yang paling tua, dan dalam pembuatannya menggunakan gula, dengan cara merendam dan memanaskan buah dalam madu. Ada tiga jenis manisan, yaitu manisan basah, manisan kering, dan acar. Satu jenis buah dapat dibuat menjadi manisan basah, atau manisan kering, atau keduanya.
Secara umum pembuatan manisan terdiri dari tahap pemotongan/penusuk-nusukan buah, perendaman, pencucian, perebusan, pemasakan dengan gula sampai penjemuran. Dalam proses pembuatan ini perlu diperhatikan bahwa Pada beberapa buah dilakukan pengupasan dan pemotongan terlebih dahulu, pada buah yang memiliki daging tebal juga dapat dilakukan pelubangan untuk membantu meresapkan larutan gula, Kapur sirih digunakan terutama untuk memberi rasa renyah pada manisan, Setelah direndam dalam air kapur sirih, cuci bersih buah agar rasanya tidak sepat.
Perbedaan dari manisan basah dan kering yaitu :  manisan basah kekuatan rasanya yang segar dapat dijadikan penawar haus disaat udara panas, dan cocok dinikmati di berbagai kesempatan. Kembali kepada selera konsumen namun keduanya memiliki potensi peluang pasar yang cukup menggiurkan sedangkan manisan basah memiliki bentuknya lebih menarik, lebih awet volume serta bobotnya menjadi lebih kecil sehingga mempermudah pengangkutan. Dalam kandungan zat kimia manisan terdapat  Natrium Benzoat, Natrium Metasulfit, Asam sitrat, dan lain-lain.
§  Manisan  adalah buah-buahan yang direndam dalam larutan gula selama beberapa waktu.
§  Pengawet yang digunakan dalam pembuatan manisan ini adalah gula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar