BAB I PENDAHULUAN
I. LATAR
BELAKANG MASALAH
Manisan buah adalah buah-buahan yang direndam dalam larutan gula
selama beberapa waktu. Manisan biasanya dimakan sebagai hidangan pelengkap untuk
merangsang nafsu makan. Teknologi membuat manisan merupakan salah satu
cara pengawetan makanan yang sudah
diterapkan sejak dahulu kala. Perendamanan manisan akan membuat kadar gula
dalam buah meningkat dan kadar airnya berkurang. Keadaan ini akan menghambat
pertumbuhan mikroba perusak sehingga manisan buah
akan lebih tahan lama dan lebih awet.
Manisan juga dibuat dengan alasan memperbaiki cita rasa buah yang tadinya masam menjadi manis .Setelah berkembang
menjadi komoditas, manisan mulai diolah dan diproduksi dengan berbagai tambahan
bahan –bahan yang membuat manisan itu menarik, seperti pemutih, pengenyal, pengering, atau gula buatan.
Ada tiga jenis manisan, yaitu manisan basah, manisan kering, dan acar.
Pohon aren
dapat berbuah , buahnya bergelantung di pohonnya. Bentuk buahnya bulat atau
lonjong dengan ujungnya ke dalam. Jika buah aren yang belum terlalu matang
dipotong akan terlihat bijinya yang kenyal berwarna bening.
Pada saat buah
masih muda dengan kulit luarnya berwarna hijau, biji aren mempunyai tekstur
yang lembek dan berwarna bening, kulitnya berwarna kuning dan tipis, bentuk
bijinya lonjong biji muda inilah yang dinamakan kolang kaling.
Kolang kaling
banyak digunakan sebagai bahan campuran beraneka jenis makanan atau minuman
misalnya : manisan, kolak, ronde, roti, minuman kaleng, es campur dan bajigur.
Sekarang muncul pula aneka produk makanan baru yang menggunakan kolang kaling
sebagai bahannya seperti kolang kaling genji, kolang kaling mania, kolang
kaling berjuruh. Kolang kaling selain dapat dimanfaatkan untuk bahan aneka
makanan dan minuman, kandungan seratnya juga baik untuk kesehatan. Serat kolang
kaling dan serat dari bahan makanan lain yang masuk ke dalam tubuh menyebabkan
proses pembuangan air besar teratur sehingga dapat mencegah kegemukan atau
obesitas.
Kolang-kaling yang berwarna putih kenyal seperti agar-agar banyak digunakan
sebagai bahan campuran es buah (se campur), bajigur, sirup, kolak, manisan atau
makanan ringan lainnya. Jika disimpan dalam waktu yang cukup lama kolang-kaling
segar akan cepat berlendir, untuk pencegahannya dilakukan pernggantian air
remdamnya. Akan tetapi untuk lebih memperpanjang masa simpannya dapat dilakukan
peremdaman dengan air gula. Salah satu produk olahan dari Kolang-kaling ialah
dengan cara pengawetan dalam air gula dikenal sebagai manisan kolang kaling,
baik itu manisan yang basah maupun yang kering.
II. TUJUAN PENULISAN
- Mengetahui cara
pembuatan manisan kolang-kaling.
- Mengamati mutu manisan pada secara organoleptik
berdasarkan warna, aroma, rasa dan tekstur.
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
Kolang-kaling adalah endosperm
biji buah aren yang berumur setengah masak setelah
melalui proses pengolahan. Setelah
diolah menjadi kolang kaling, maka benda ini akan menjadi lunak, kenyal, dan
berwarna agak bening. Kolang kaling merupakan komoditas untuk pembuatan makanan
dan minuman yang sudah banyak kita kenal, misalnya: minuman ronde, kolak, atau
dimasak dengan bumbu gula dan zat aroma serta diberi pewarna untuk dimakan
langsung atau dirangkai dengan tusuk lidi seperti sate. Kolang kaling mempunyai
nilai ekonomi karena sekarang ini masih banyak digemari orang.
Pembuatan manisan buah terutama meliputi peresapan lambat dengan sirup sampai
kadar gula di dalam jaringan cukup tinggi sehingga dapat mencegah pertumbuhan
mikroba pembusuk. Proses pembuatan dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga
buah tidak lunak dan menyerupai jam atau menjadi liat. Perlakuan buah-buahan
dengan sirup berkadar gula yang menaik akan didapat hasil yang dikehendaki.
Buah-buahan yang diawetkan dalam asam sulfit harus disegarkan kembali atau
dicuci dalam air panas.
Gula terlibat dalam pengawetan dan pembuatan aneka ragam produk-produk makanan.
Beberapa diantaranya yang biasa dijumpai adalah termasuk selai, jeli,
marmalade, sari buah, sirup buah-buahan, buah-buahan bergula, umbi dan kulit,
buah-buahan beku dalam sirup, acar manis dan madu. Walaupun gula sendiri mampu
untuk memeberi stabilitas mikroorganisme pada suatu produk makanan jika
diberikan dalam konsentrasi yang cukup (diatas 70% padatan terlarut biasanya
dibutuhkan), ini pun umum bagi gula untuk dipakai sebagai salah satu kombinasi
dari teknik pengawetan bahan pangan. Kadar gula yang tinggi bersama dengan
kadar asam yang tinggi, perlakuan dengan pasteurisasi secara pemanasan,
penyimpanan dengan suhu rendah, dehidrasi dan bahan-bahan pe ngawet kimia
(seperti asam benzoat) merupakan teknik-teknik pengawetan pangan yang penting.
Pengeringan pada dasarnya bertujuan untuk
mengeluarkan air dengan cara pemanasan sedemikian rupa, sampai mencapai kadar
air tertentu. Dengan sangat terbatasnya kadar air, akan menyebabkan enzim-enzim
tidak aktif dan mikroorganisme tidak dapat tumbuh. Pertumbuhan jasad
mikroorganisme umumnya dapat dihambat dan dimatikan. Karena mikroorganisme
seperti organisme hanya dapat hidup dan melangsungkan pertumbuhannya pada bahan
dengan kadar air. tertentu. Proses pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara,
yaitu pengeringan alami dan pengeringan buatan. Proses pengeringan secara alami
yaitu suatu proses kehilangan air yang disebabkan oleh kekuatan alam, seperti
sinar matahari. Sementara pengeringan buatan yaitu proses kehilangan air dengan
menggunakan alat-alat pengering.
BAB
III METODOLOGI
I.
ALAT DAN BAHAN
1. ALAT
ü Pisau
ü Panci
ü Kompor
ü Baskom
ü Talenan
ü Sendok Sup
2. BAHAN
ü Kolang-kaling (1 kg)
ü Fanta (½ liter)
ü Gula Pasir (¼ kg)
II. CARA PEMBUATAN
1. Siapkan bahan dan
alat
2. Cuci kolang-kaling
hingga bersih
3. Panaskan wajan, lalu
masukan fanta, tunggu hingga mendidih
4. Setelah mendidih,
masukan Kolang-kaling, gula.
5. Aduk hingga rata
6. Jika air sudah mulai
berkurang, angkat lalu diamkan beberapa
saat hingga mendingin
7. Masukan ke mangkok /
wadah
BAB IV ANALISA
EKONOMI
Dengan
iuran per anak ± Rp. 5.500,-
Jumlah modal terkumpul Rp. 22.000,-
Pengeluaran :
v Kolang-kaling 1
kg : Rp.10.000,-
v Gula ¼ kg : Rp. 2.500,-
v Fanta ½ liter : Rp. 3.500,-
v Cup + label : Rp. 6.000,- +
TOTAL : Rp. 22.000,-
BAB V
ANALISIS PENJUALAN
Dengan modal sebesar Rp. 22.000,- kami dapat membeli bahan-bahan
untuk membuat manisan kolang-kaling. Dan kami dapat memproduksi manisan
sebanyak 47 bungkus, dengan harga perbungkus Rp. 1.500,-
Kami berhasil menjual semua manisan kolang-kaling dengan memperoleh
hasil sebesar Rp.70.500,-
Sehingga kami mendapatkan keuntungan sebesar (Rp. 70.500,- - Rp.
22.000,- = Rp. 48.500,- ) dengan
masing-masing anak mendapat keuntungan sebesar ± Rp. 6.500,-
Sisa hasil
penjualan sebesar Rp.500,-
BAB VI
PENUTUP
KESIMPULAN
Manisan adalah salah satu
bentuk makanan olahan yang banyak disukai oleh masyarakat. Rasanya yang manis
bercampur dengan rasa khas buah sangat cocok untuk dinikmati diberbagai
kesempatan. Manisan merupakan salah satu metode pengawetan produk buah-buahan
yang paling tua, dan dalam pembuatannya menggunakan gula, dengan cara merendam
dan memanaskan buah dalam madu. Ada tiga jenis manisan, yaitu manisan basah,
manisan kering, dan acar. Satu jenis buah dapat
dibuat menjadi manisan basah, atau manisan kering, atau keduanya.
Secara umum pembuatan
manisan terdiri dari tahap pemotongan/penusuk-nusukan buah, perendaman,
pencucian, perebusan, pemasakan dengan gula sampai penjemuran. Dalam proses
pembuatan ini perlu diperhatikan bahwa Pada beberapa buah dilakukan pengupasan
dan pemotongan terlebih dahulu, pada buah yang memiliki daging tebal juga dapat
dilakukan pelubangan untuk membantu meresapkan larutan gula, Kapur sirih
digunakan terutama untuk memberi rasa renyah pada manisan, Setelah direndam
dalam air kapur sirih, cuci bersih buah agar rasanya tidak sepat.
Perbedaan dari manisan
basah dan kering yaitu : manisan basah kekuatan rasanya yang segar
dapat dijadikan penawar haus disaat udara panas, dan cocok dinikmati di
berbagai kesempatan. Kembali kepada selera konsumen namun keduanya memiliki
potensi peluang pasar yang cukup menggiurkan sedangkan manisan basah
memiliki bentuknya lebih menarik, lebih awet volume serta bobotnya menjadi
lebih kecil sehingga mempermudah pengangkutan. Dalam kandungan zat kimia
manisan terdapat Natrium Benzoat, Natrium Metasulfit, Asam
sitrat, dan lain-lain.
§ Manisan adalah buah-buahan yang direndam
dalam larutan gula selama beberapa waktu.
§ Pengawet yang digunakan dalam pembuatan
manisan ini adalah gula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar