A.
PENDAHULUAN
Assalamu’alaikum wr wb
Segala puji bagi alloh tuhan semesta alam yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga kami kelompok 1 dapat menyelesaikan
tugas sejarah “ Sinkronik Hindu-Budha” . tugas sejarah ini kami susun dalam
rangka menjalankan tugas serta menambah pengetahuan dan wawasan kita mengenai
perkembangan zaman hHindu Budha di Indonesia pada masa lampau.
Kami dengan terbuka selalu menerima kritik dan saran
dari para pembaca semuanya. Demi kemajuan dan kebaikan tugas kami. Kami selaku
penyusun dari kelompok 1 selalu terbuka dalam hal apapun. Kami juga meminta
maaf apabila dalam penyusunan tugas ini banyak melakukan kesalahan. Dan kurang
sempurna dalam tugas ini. Terimakasih…
B.
ISI
a.
Proses
Masuk dan Berkembangnya Pengaruh Hindu Budha di Indonesia
Pengaruh
agama dan budaya Budha diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar abad ke 2 sampai ke 5 M, dan pertama kali masuk ke
Kalimantan Timur. Agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia kemudian berkembang
ke berbagai daerah dan muncullah kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu, seerti
Kerajaan Holing, Mataram Kuno (Hindu), Medang Kamulan, Kediri, Singasari,
Majapahit, Sunda dan Bali. Sedangkan pengaruh agama dan budaya Hindu menyusul kemudian sekitar awal abad ke 5,
pertama kalinya berada di Sumatera, yaitu Kerajaan Sriwijaya, dan daerah lain
yaitu di Sempaga (Sulawesi), di Jember (Jawa Timur), dan Bukit Siguntang
(SumSel).
Masuknya pengaruh Hindu Budha
tersebut melalui 2 jalur, yaitu :
1. Jalur
Laut
Yang melewati jalur laut mengikuti rombongan kapal-kapal para pedagang
yang biasa berlalulalang dalam kegiatan perlayaran dari Asia selatan ke Asia
Timur. Rute perjalanan para penyebar agama dan budaya Hindu Budha yaitu dari
India menuju Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, Indonesia, Kamboja,
Vietnam, China, Korea, dan jepang. Ada juga yang langsung berlayar ke
Indonesia terutama pada saat
berlangsungnya angin muson barat.
2. Jalur
Darat
Yang melewati jalur barat dilakukan
dengan menumpang kepada para kafilah yang melalui jalur jalan sutra, yaitu dari
India terus ke Tibet terus ke utara hingga sampai di China, Korea, dan Jepang.
Tetapi ada juga yang melakukan perjalanan dari India Utara ke Bangladesh,
Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya kemudian berlayar ke Indonesia.
Ada
beberapa teori tentang proses masuknya pengaruh Hindu Budha ke Indonesia yaitu
sebagai berikut :
1. Teori Brahmana yang dikemukakan oleh J.C. Van Leur.
·
Para brahmana mendapat undangan dari
para penguasa Nusantara untuk menobatkan raja dan memimpin upacara-upacara
keagamaan.
2. Teori Ksatria yang
dikemukakan oleh F.D.K. Bosch.
·
Dipaparkan bahwa di India pada zaman
dahulu sering terjadi peperangan antara golongan dalam masyarakat.
·
Para prajurit yang kalah perang kemudian
meninggalkan India sehingga ada yang sampai ke Indoneisa dan mendirikan
koloni-koloni baru dan menyebarkan agama Hindu Budha
3. Teori Waisya yang
dikemukakan oleh N.J Krom
dalam
teori ini yang menyebarkan agama dan budaya Hindu Budha adalah para pedagang
yang memiliki banyak hubungan dengan para pengusaha beserta rakyatnya.
4. Teori Sudra yang
dikemukakan oleh Von Van Faber
Terjadinya
peperangan di India menyebabkan golongan Sudra menjadi orang buangan yang
kemudian minggalkan India dengan mengikuti kaum Waisya. Dengan jumlah yang
besar diduga golongan Sudra ini yang berperan besar dalam persebaran agama dan
budaya Hindu Budha.
5. Teori Arus Balik
Menurut teori ini banyak pemuda
Indonesia yang belajar agama Hindu Budha ke India dan mendirikan organisasi
yang disebut Sanggha. Sesudah
memperoleh ilmu yang banyak kemudian kembali ke Indoensia untuk menyebarkannya.
b.
Pengaruh
Hindu Budha terhadap Budaya Indonesia
1. Bidang
Bahasa
Dibuktikan bahwa bahasa Sansekerta
maupun bahasa Dewanagari di Indonesia. Prasasti-prasasti yang ditemukan di
Kalimantan Timur maupun Jawa Barat menggunakan bahasa tersebut.
2. Bidang
Agama
Menyebabkan agama Hindu Budha di
Indonesia, bahkan agama Hindu Budha diakui secara sah oleh Negara.
3. Bidang
Politik dan Pemerintahan.
Dibuktikan dengan munculnya
kerajaan-kerajaan Hindu Budha di Indonesia seperti kerajaan Kutai,
Tarumanegara, Mataram Lama, Sriwijaya, Majapahit, dan sebagainya.
4. Bidang
Seni Bangunan.
Dapat dibuktikan dengan adanya
bangunan-bangunan keagamaan yang bercorak Hindu Budha seperti canti, arca dan
stupa.
5. Bidang
Sastra.
Dibuktikan dengan
banyaknya kitab sastra yang bercorak Hindu Budha yang ada di Indonesia. Kitab
sastra yang bercorak Hindu seperti kitab Ramayana, Mahabarata, Arjunawijaya,
Gatotkacasraya, dan Kresnayana. Yang bercorak Budha seperti kitab Sang Hyang
Kamahayanikan.
c. Perkembangan Kerajaan-kerajaan
Hindu Budha di Indonesia
1. Kerjaan
Kutai
a. Letak
Kerjaan
Terletak di sekitar tepi lairan sungai mahakan,
Kalimantan Timur.
b. Sumber
sejarah
Sumber sejarah kerajaan kutai adalah ditemukannya
prasasti yang berbentuk Yupa, berjumlah 7 buah yang ditemukan di tepi sungai
Mahakam.
Berdasarkan prasasti, pendiri kerajaan kutai adalah
Kudungga. Kudungga mempunyai putera bernama Aswawarman. Ketika Aswawarman naik
tahta, ia dinobatkan dengan cara Hindu. Aswawarman mempunyai tiga orang putera,
diantaranya yang telah terkenal adalah Mulawarman yang menjadi raja terbesar
kerajaan Kutai.
2. Kerajaan
Tarumanegara
Pada abad ke 5 M di Jawa Barat berdiri Kerajaan
Tarumanegara. Raja yang memerintah adalah Purnawarman. Keterangan tentang
Kerajaan Tarumanegara dapat diketahui dari :
1. Tujuh
buah prasasti, yaitu Prasasti Tugu (Tanjung Priok-Jakarta), prasasti Kebon
Kopi, Prasasti Ciaruteun di tepi sungai Ciaruteun, Prasasti Jambu atau Prasasti
Pasir Koleangkak, Prasasti Pasir Awi, dan Prasasti Muara Cianten (Bogor) serta Prasasti Lebak (Banten Selatan)
2. Berita
dari China, yakni catatan perjalanan Musafir china yang bernama Fa Hien. Dalam
catatannya Fa Hien menerangkan ketika pulang dari India kapalnya terkena badai
dan terdampar di Tarumanegara (414 M). rakyat Tarumanegara belum banyak yang
menganut agama Budha.
3. Kerajaan
Sriwijaya
Sumber sejarah kerajaan Sriwijaya yaitu
Prasasti Kedudukan Bukit (Palembang, 605 M), Prasasti Talang Tuo (Palembang,
684 M), Prasasti Telaga Batu (sekitar Palembang, tidak berangka tahun),
Prasasti Kota Kapur dan Prasasti Karang Berahi (Pulau Bangka dan Jambi, 686 M),
Prasasti Pallas Paasemah (Lampung, abad 7 M), Prasasti Nalanda (India), dan
Prasasti Ligor (Semenanjung Malaysia-Thailand), dan berita Cina & Persia
yang dapat dijadikan sumber keberadaan Kerajaan Sriwijaya, yakni catatan
Dinasti Tang dan Catatan I-tsing. Sementara berita dari Persia merupakan
catatan Raihan al Biruni, seorang ahli geografi dari Persia.
4.
Kerajaan Mataram Kuno ( Hindhu- Budha)
Pada abad ke-8 M di Jawa Tengah bagian
selatan berdiri Kerajaan MAtaram Kuno (Hindu). Sumbernya adalah prasasti
Canggal, di gunung Wukir sebelah barat kota Magelang berangka tahun 732 M
dengan menggunakan huruf Pallawa berbahasa Sanskerta. Isinya yaitu Raja Sanjaya
mendirikan sebuah lingga di bukit Kunjara kunja”. Disebutkan bahwa Mataram Kuno
diperintah oleh Raja Sanna seorang raja yang bijaksana dan penuh kasih. Setelah
meninggal, Sanna digantikan oleh Sanjaya. Pada masa pemerintahan Sanjaya,
rakyat MAtaram hidup makmur, aman, dan tenteram.
Pengganti
Sanjaya adalah Raja Panangkaran dan mempunyai dua orang anak yakni Rakai
Panunggalan dan Daranindra. Setelah RAkai PAnunggalan meninggal Mataram Kuno
terpecah menjadi dua, yakni Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra.
5.
Kerajaan Medang Kamulan
Kerajaan
MEdang Kamulan terletak di Jawa Timur; merupakan kelanjutan dari Kerajaan
Mataram Kuno di Jawa Tengah. Meskipun demikian, Kerajaan Medang Kamulan
merupakan kerajaan tersendiri karena diperintah oleh Dinasti Isana. Sumber
sejarah kerajaan ini adalah Prasasti Mpu Sendok dan Prasasti Kalkuta. Prasasti
Mpu Sendok berisi sejumlah tindakan Mpu Sendok selama pemerintahannya.
Sedangkan, prasasti Kalkuta menerangkan silsilah Dinasti Isana sampai masa
pemerintahan Airlangga.
6.
Kerajaan Kediri
Dalam
persainagan antara PAnjalu dengan Kediri, Kediri unggul dan menjadi Negara yang
besar kekuasaannya. Raja terbesar dari kerajaan Kediri adalah Jayabaya
(1135-1157). Pada masa pemerintahannya, kesusasteraan sangat diperhatikan. Mpu
Sedah dan Mpu Panuluh mengubah karya sastra Kitab Bharatayudha yang
menggambarkan peperangan antara PAndawa melawan Kurawa. Empu panuluh juga
mengubah kakawih hari wangsa dan gatotkacasraya. Jayabaya juga dikenal sebagai
pujangga yang ahli meramal kejadian masa depan, terutama yang akan menimpa
tanah jawa ramalannya dikenal dengan jangka jaya baya.
Raja
Kediri yang juga memperhatikan kesusastraan ialah kameswara . mpu tan akum
menulis kitab wartasancaya dan lubdaka, seadngkan empu darmaja menulis kitab
kakawin smaradahana. Didalam kitab smaradahana ini, kameswara dipuji-puji
sebagai titisan kumajaya dengan permaisurinya ialah sri kirana atau putrid
candra kirana.
Raja
Kediri yang terkahir ialah kerta jaya. Tahun 1222, kekuaasaanya dihancurkan
oleh ken arok, dengan demikina berakhirlah kerajaan Kediri dan muncul kerajaan
singasari.
7.
Kerajaan Singasari
Keterangan
mengenai kerajaan singasari dapat diketahui dari berbagai sumber berikut:
1. Kitab
pararaton, yang isinya menceritakan tentang riwayat raja-raja singasari
2. Kitab
negarakertagama, yang isinya memuat silsilah raja-raja majapahit yang mempunyai
hubungan erat dengan raja-raja singasari
3. Berit
cina, yang menyatakan bahwa kaisar kublaikhan mengirim pasukan untuk menundukan
singasari
4. Peninggalan
berupa bangunan candi yang merupakan makam raja-raja singasari, seperti candi
singasari, candi kidal,candi jawi, dan candi jago
8.
Kerajaan Majapahit
Sumber sejarah tentang kerajaan
majapahit diantaranya kitab pararaton, kitab sutasoma karangan empu tantular,
kitab negarakertagama karangan mpu prapanca, bangunan candi dan reruntuhan
istana.
1. Kitab
pararaton, isinya menceritakan peristiwa raja-raja singasari dan majapahit
2. Kitab
negarakertagama, isinya menceritakan keaadaan majapahit terutama masa kejayaan,
yakni masa pemerintahan hayam wuruk
3. Kitab
sutasoma, menceritakan sutasoma, seorang anak raja yang menjadi pendeta budha.
Ia bersedia mengorbankan dirinya untuk kepentingan orang lain
4. Peninggalan
berupa bangunan candi dan reruntuhan istana ditrowulan.
c. Peninggalan-peninggalan Sejarah
Bercorak Hindu-Budha di Berbagai Daerah
Di
Indonesia banyak ditemukan bekas-bekas peninggalan sejarah kerajaan-kerajaan
yang bercorak Hindu-Budha banyak di temukan di Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi
Selatan, dan Kalimantan Timur. Masuknya Hindu-Budha telah mengubah dan menambah
khasanah budaya Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan.
Peninggalan-peninggalan yang bercorak Hindu-Budha yaitu :
a.
Agama
b.
Candi
c.
Stupa
d.
Arca
e.
Gapura
f.
Relief
g.
Karya sastra
C. PENUTUP
Kesimpulan
Dari
hasil laporan tugas Sejarah “ Sinkronik Hindu-Budha “ kami dapat menyimpulkan
bahwa sejarah Hindu-Budha di Indonesia pada masa lampau sangat menarik untuk
kami pelajari. Baik dari sisi sinkronik maupun diakronik nya. Dan kami dapat
belajar lebih mengenai sejarah Hindu -
Budha pada masa lampau untuk kita amati akibatnya dengan masa sekarang.
Selain itu, kami dapat belajar lebih serta dapat menambah
wawasan dan pengetahuan lebih untuk diri kita yang bias kita tularkan kepada
teman-temannya semua. Untuk lebih lengkapnya, kita bisa mempelajari Sinkronik
Hindu-Budha dari berbagai sumber. Misalnya : buku maupun Internet.
Itu yang dapat kami simpulkan mengenai materi kami. Terima
kasih
D.
DAFTAR
PUSTAKA
Agung, Leo. 2009. IPS Terpadu untuk SMP / MTs kelas VII.
Jakarta : Penerbit Erlangga
MGMP IPS SE Kab. Banyumas. IPS
Kelas VII. Banyumas